Jumat, 06 Oktober 2017

Pengenalan Kecerdasasan Buatan Artificial

Image result for logo gunadarma
Nama : Dimas Bayu Gumelar
NPM : 11115924

Kelas: 3KA10
Dosen : ESSY MALAYS SARI SAKTI
Manusia mempunyai kapasitas mental dan pikiran yang sangat penting dalam
kehidupannya. Bidang intelijensia buatan berusaha untuk memahami entitas-entitas
cerdas. Satu alasan kenapa mempelajarinya adalah untuk lebih memahami diri kita 
sendiri. Tetapi tidak seperti filosofi dan psikologi, yang juga berhubungan dengan 
kecerdasan, AI berusaha membangun entitas-entitas cerdas sesuai dengan pemahaman
manusia. Alasan lain mengapa mempelajari AI adalah bahwa entitas-entitas cerdas yang
dibangun ini menarik dan berguna dalam kebenarannya sendiri. AI telah menghasilkan
banyak produk yang berarti dan mengesankan bahkan pada tahap awal
perkembangannya. Walaupun tidak seorangpun dapat memprediksi masa depannya
secara detail, tetapi jelas bahwa komputer-komputer dengan kecerdasan setingkat
manusia akan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kehidupuan kita dan pada
sebagian dari peradaban masa depan.

Perkembangan perangkat keras (hardware) saat ini sudah berada pada tingkat yang
sangat tinggi. Perkembangan teknologi komputer yang kini masih ditunggu adalah
dibuatnya komputer tanpa kawat (wireless computer). Dalam wireless computer data
ditransfer sepenuhnya melalui berkas cahaya (light beams) yang dapat saling berpotongan
tanpa terjadinya interferensi. Saat ini orang sudah mampu membuat processor yang
sepenuhnya optikal. Suatu komputer optikal dalam bentuk awal (rudimentary), yang
mampu mengerjakan matematika sederhana telah berhasil dibuat oleh para peneliti dari
University of Colorado [CAR93]. Suatu komputer optikal yang beroperasi dengan
kecepatan cahaya dan kemampuan komunikasi melalui ribuan jalur dalam serat optik
akan meningkatkan kemampuan komputer yang luar biasa. Komputer yang demikian
merupakan impian dan dambaan para peneliti. Namun dana yang sangat besar untuk
pengembangan alat tersebut, saat ini, masih merupakan ganjalan utama dalam
realisasinya. Suatu usaha yang realistis saat ini adalah mengembangkan komputer hibrida
dengan mengkombinasikan teknologi elektronik dengan teknologi fotonik, yaitu dengan
mengembangkan hubungan optik antara berbagai electronic processor, memory units,
dan communication ports. Hal ini akan memberikan transfer data yang cepat dan
sekaligus menghindarkan terjadinya wiring bottle necks yang banyak terjadi pada
komputer elektronik saat ini. Banyak lagi yang diharapkan datang dari teknologi
optoelektronik, namun yang sudah jelas dalam teknologi tersebut adalah perubahan
radikal dalam cara memproses informasi. Unit informasi dalam komputer optik tidak lagi
bit-bit seperti pada komputer elektronik, tetapi suatu image yang berisi miliaran bit. 

Prosesor optik dapat menumpuk dua buah image dan dapat segera, dengan sangat cepat,
mengenali perbedaannya. Hal ini penting dalam pengenalan pola dan bila
dikombinasikan dengan lensa dapat berfungsi sebagai mata. 

Melihat perkembangan perangkat keras komputer yang sangat pesat, maka muncullah
pertanyaan: “Masih perlukan kita mempelajari intelijensia buatan?”. Saat ini, kita merasa
masih perlu karena komputer teknologi fotonik yang diharapkan masih jauh dari rencana
fabrikasi dan tentu saja harganya sangat tinggi. Sedangkan, saat ini, yang kita butuhkan
adalah sistem berintelijensia dengan resource dan harga yang murah.

Selanjutnya, marilah kita mencoba memberikan definisi intelijensia buatan. Definisi
intelijensia buatan dari delapan textbook terakhir terlihat pada gambar 1.1 di bawah ini. 

Thinking Humanly: The cognitive modeling approach.
1. Melalui introspeksi: mencoba menangkap pemikiran-pemikiran kita sendiri pada 
saat kita berpikir. Tetapi seorang psikolog Barat mengatakan: “how do you know
that you understand?”. Bagaimana anda sadar bahwa anda sedang sadar? Karena 
pada saat anda menyadari pemikiran anda, ternyata pemikiran tersebut sudah 
lewat dan digantikan kesadaran anda.
2. Melalui eksperimen-eksperimen psykologi. 
Acting Humanly: The Turing test approach.
Alan Turing (1950) merancang suatu ujian bagi komputer berintelijensia apakah mampu
mengelabuhi seorang manusia yang menginterogasi komputer tersebut melalui teletype.
Jika interrogator tidak dapat membedakan apakah yang diinterogasi adalah manusia atau
komputer, maka  komputer berintelijensia tersebut lolos dari Turing test. Komputer
tersebut perlu memiliki kemampuan: Natural Language Processing, Knowledge
Representation, Automated Reasoning, Machine Learning, Computer Vision, Robotics.
Turing Test sengaja menghindari interaksi fisik antara interrogator dan komputer karena
simulasi fisik manusia tidak memerlukan intelijensia. 

Thinking Rationally: The laws of thought approach.
Terdapat dua masalah dalam pendekatan ini, yaitu: 
1. tidak mudah untuk membuat pengetahuan informal dan menyatakannya dalam formal term yang  diperlukan oleh notasi logika, khususnya ketika pengetahuan tersebut memiliki kepastian kurang dari  100%. 
2. Terdapat perbedaan besar antara dapat memecahkan masalah “dalam prinsip” dan dan juga memecahkannya dalam praktek.
Acting Rationally: The rational agent approach. Membuat inferensi yang benar kadang-kadang  merupakan bagian dari suatu rational agent, karena satu cara untuk melakukan aksi secara rasional adalah menalar secara logika untuk mendapatkan kesimpulan bahwa aksi yang diberikan akan mencapai tujuan, dan kemudian melakukan aksi atas kesimpulan tersebut. Dalam buku ajar ini, kita akan menggunakan pendekatan rational agent. Hal ini akan mebatasi bahasan kita pada teknikteknik rasional pada intelijensia buatan. Sedangkan aksi dan pikiran manusia yang diluar rasio (refleks dan intuitif) belum dapat ditirukan oleh komputer.


Daftar Pustaka
  • Suyanto, ST.2008.Intelijensia Buatan.Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar